Varrick si Penggila Game
Bagus R.
Namaku Varrick, aku seorang penggila game.
Orang-orang biasa menyebut para penggila game dengan sebutan gamers.
Setiap hari sepulang sekolah aku selalu menjalankan aktivitas favoritku ini di
kamar kecilku. Game yang aku mainkan adalah game-game di
komputer, baik game online maupun game offline. Awalnya dulu saat
SD, aku suka bermain game di Nitendo, semacam game player yang
sedang booming saat itu. Game yang aku suka saat itu adalah Super
Mario, game yang sangat sukses di
eranya.
Berlanjut
di SMP, Nitendo sudah kutinggalkan, aku berganti memainkan Playstation, mulai
dari Playstation seri 1, 2 aku memilikinya. Namun sayang, Playstation seri 3
aku belum sempat membelinya karena aku terlanjur beralih ke game di komputer. Game yang biasa aku mainkan di Playstation adalah PES, sebuah game sepak bola asal Jepang yang sangat
digemari oleh para gamers.
Sekarang
saat aku sudah duduk di bangku SMA, aku mulai melirik ke game player lain, komputer. Sebenarnya komputer tidak digunakan
untuk bermain game, tapi seiring
perkembangan jaman, para produsen mulai mengembangkan spesifikasi komputer agar
semakin baik performanya sehingga mampu memenuhi hasrat para gamers. Apalagi bagiku, game-game di komputer lebih bervariasi,
lebih hidup dan lebih grafisnya sangat menakjubkan, benar-benar membawa
kepuasan tersendiri.
Namun
untuk memainkan game yang berkelas,
diperlukan juga mesin komputer yang mampu mengusungnya, seperti prosesor, RAM,
VGA, hardisk hingga layar monitor
yang berkelas juga. Harganya tidak main-main, bisa sampai puluhan juta. Sangat
mahal. Tapi kata “mahal” tidak akan menggoyahkan para penggila game untuk membelinya. Untuk gamers seperti aku, semahal apapun itu
pasti aku usahakan. Entah dengan mengemis kepada orang tua, ataupun merengek
kepada kakakku yang bekerja di bidang IT di Korea. Mujur sekali nasibku,
kakakku seorang IT Engineer. Jika aku menginginkan ini dan itu yang berhubungan
dengan komputer dan game, aku hanya
tinggal bilang kepada kakakku, dua minggu barang pesanan sudah tiba.
Game
yang biasa aku mainkan di komputer adalah PES, Dota, Crysis, Call of Duty, Point Blank dan lain-lain. Banyak sekali jenis game yang aku mainkan, dari yang offline sampai yang online. Kalau sudah berada di depan
komputer, aku lupa waktu. Bahkan makan pun, aku sering lupa. Kalau tidak ada
mama, aku tida tahu apa jadinya aku ini. Mama yang selalu mengingatkan aku saat
aku sedang bermain game. Maka dari
itu, badanku tetap subur.
Mungkin
orang berpandangan bahwa aku kecanduan game,
memang benar. Bahkan orang tuaku sudah tidak sanggup lagi untuk menahanku dari
aktivitas yang satu ini. Aku sendiripun menyadari hal ini, tapi aku tetap tidak
bisa lepas dari game. Suatu hari
pernah orang tuaku melarangku bermain game
dan menyita semua benda yang berhubungan dengan game. Dan yang terjadi adalah aku demam selama seminggu, badanku
yang terbilang gemuk pun ikut menyusut. Sungguh aneh, tapi itulah yang terjadi.
Walaupun
aku penggila game, aku tetap bisa
mengikuti pelajaran di sekolah. Aku menjadi yang terpintar di kelasku bahkan di
sekolahku. Padahal aku jarang sekali belajar, aku hanya membuka buku saat mama
mengingatkanku untuk mengerjakan PR. Mungkin inilah yang namanya anugerah dari
Tuhan, otak manusia siapa yang tahu.
Aku memang sedikit sombong, tapi itulah
adanya. Aku hanya tidak ingin orang memandangku sebelah mata. Walaupun aku
sangat gemar bermain game, aku tetap bisa menunjukkan prestasiku.
Seperti yang ku bilang tadi, aku seorang GAMERS.
Seorang gamers seharusnya
seperti saya, bisa memainkan banyak game,
bahkan semua game dari kategori
aksi,laga,puzzle,petualangan,tembak-tembakan, bahkan permainan dress
up/berdandan (permainan untuk perempuan) pun aku juga bisa, walaupun aku agak
jijik dengan permainan seperti itu. Banyak orang - orang yang mengaku gamers tapi hanya bisa memainkan satu game saja, bahkan mengoperasikan
komputer saja tidak sepenuhnya bisa (yang dia tahu hanya meng-klik ikon game dan memainkannya saja).
Aku telah dapat banyak prestasi di sekolahku
saat masih duduk dibangku SD, tapi seiring berjalannya waktu prestasiku agak
menurun, sebenarnya tidak menurun sih, tapi aku yang kurang menampakan
prestasiku di depan umum.
Seperti anak - anak yang lain, diusia remaja
saya juga kenal yang namanya pacaran. Aku mempunyai pacar bernama Natasha, dia
orang yang cantik,baik,pintar, dan bagusnya dia pun juga seorang gamers , tapi dia tidak hanya bermain
pada satu game dan game
yang dimainkannya bukan game untuk
perempuan, sebagian besar mirip dengan game
yang kumainkan. Salah satu game yang
sering kumainkan bersama adalah AyoDance (game
tentang battle dance antara user satu dengan yang lainnya). di game ini kami telah menjadi
couple/pasangan. Tapi karena sibuknya hari-hari yang kami miliki karena
tugas-tugas yang banyak, kami sudah jarang main AyoDance bersama-sama. Tapi
kami masih punya waktu untuk bersama karena dia teman sekelasku. Walaupun
jarang bermain game bersama, tapi aku
masih sering main game walaupun
sendirian dan karena hal itu, aku pun jarang mengumpulkan tugas-tugas sekolah
tapi Natasha sering membantuku. Tapi aku menyukai Natasha bukan karena dia
baik,cantik dan lain-lain, tapi karena menurutku dia orang yang spesial, entah
yang ku maksud spesial itu yang apa, jika hati ku bisa bicara pasti aku tau apa
yang dimaksud spesial itu.
Aku di kelas sering dibilang orang yang aneh
mungkin karena aku selain gamers aku
adalah orang konyol yang suka membuat kelucuan-kelucuan. Dan karena itu,
Natasha sering dibilang aneh juga karena mau menjadi pacarku. Tapi dia percaya
padaku bahwa aku benar-benar hidup sesuai sloganku sebagai gamers. kami berpacaran dia seromantis orang-orang lain, tapi aku
tetap menjadikan sloganku menjadi salah satu pedoman hidup, sloganku yang
berbunyi "Kami(gamers) tidak akan mempermainkan wanita karena kami
punya permainan sendiri" yang membuat hubungan kami bertahan lama.
0 Komentar untuk "Varrick the Gammer"