Terima Kasih
Alfian Maulia Al Cholisin
Tidak
terasa sudah tiga tahun berlalu sejak aku mengingat kata-kata dari salah satu
orang yang sangat berjasa bagiku dan pembimbing dalam kebenaran bahkan yang
memberi semangat ketika aku sedang terpuruk dalam kegelapan dunia yang bisa
membuat orang terjerumus dalam dunia kelam dia adalah ayahku. Dengan kata-kata
terakhir yang diucapnya aku masih terbayang hingga saat ini dan kata-kata itu
hingga kini masih belum terwujud. “alfin, nanti kalau ayah sudah sembuh kita
beli bakso ya”. Hanya kata-kata yang tidak seberapa tapi kata-kata ini yang
bisa membuatku meneteskan air mata.
Aku adalah
orang biasa, dan aku adalah anak dari keluarga kecil yang
bahagia aku anak satu-satunya namaku adalah alfin, di dalam keluarga kecilku
ini terasa tenang, senang, dan bahagia karna didalam keluargaku tidak ada
kekerasan, biarpun aku berbuat salah dan nakal ayah selalu menghukumku dengan
nasehatnya yang terus membuatku merasa kalau perbuatanku memang salah, memang
benar dari aku kelas 4 sd aku sudah tidak diberi hukuman oleh ayahku walaupun
aku berbuat salah, tapi dari kecil aku sudah didik keras oleh ayahku waktu dulu
jika aku berbuat salah ayah selalu memberi hukuman yaitu memukul panatku dengan
sandal atau sebagainya, hal ini lah yang membuatku menjadi anak yang penurut
didalam keluarga.
Tidak hanya
ayahku saja yang hebat dikeluargaku ini tetapi ibuku dialah sosok yang kuat,
tegar, penuh kesabaran, dan banyak menabur rasa sayang dikeluargaku, dia memang
wanita biasa tetapi dihatinya penuh dengan kekuatan yang tidak bisa
dibayangkan, tubuhnya manusia tetapi hatinya seperti wonder women yang kuat dan
tidak kalah seperti kekuatan super man, aku kagum dengan dia karena dia tegar
menghadapi kelakuanku salama ini, dulu aku pernah melakukan kesalahan yang
tidak bisa aku lupakan selama ini karna aku telah membuat air mata ibu yang
sangat berharga dan mengandung harapan-harapan yang diinginkannya kepandaku
jatuh sia-sia karna kesalahanku yang tidak akan pernah aku lakukan untuk kedua
kalinya, dan aku berjanji kepada diriku untuk tidak membuat air mata ibu
menetes lagi karena kesalahanku tetapi karena kesuksesanku, itulah diri seorang
ibuku dan dialah wonder womenku jika aku sedang berpergian atau waktu aku tidak
dirumah yang selalu aku rindu dari ibuku adalah masakannya yang tiada tara oleh
masakan – masakan restouran lainnya karna masakan ini lah yang selalu membuatku
rindu kepada rumah kecilku dan betah berada dirumah tentunya.
Beginilah
cerita singkatku tentang keluargaku, mereka memang hanya orang – orang biasa
tetapi dengan kasih sayang mereka aku merasa sangat bahagia dan bersyukur aku
dilahirkan di keluarga ini, tidak henti – hentinya aku berdoa mengucap syukur
kepada allah swt karna kehendaknya aku bisa berada di keluarga ini dan karna
anugrahnya, aku dan keluarga keciku memang tinggal di daerah kota tapi tempat
tinggalku harus mempunyai skill yang handal jika menggunakan kendaraan roda dua
atau kendaraan bermotor karena jalan menuju rumahku mempunyai jalan yang sempit
dan berbelok – belok dengan tikungan yang tajam pula karena itu skill
pengendara kendaran roda dua atau kendaraan bermotor sangat diuji jika ingin
berkunjung kerumahku.
Masih
teringat dulu ayah dan ibu selalu membantu tugas dan masalahku mulai dari
mengerjakan pr hingga ayah yang membantu memarahi teman yang memukuliku waktu
aku masih sekolah dasar dulu memang aku tergolong anak yang pendiam dan kurang
pergaulan dan banyak teman – teman yang menindasku tetapi ayah lah yang selalu
memberi arahan untuk menjadi laki – laki yang kuat agar bisa melundungi orang
disekitar yang memerlukan bantuan.
Hari – hari
telah berlalu aku yang sekarang beranjak semakin besar, ayah dan ibu pun
semakin bertambah umurnya hingga pada suatu saat ayah yang semakin bertambah
umurnya mulai berkurang tenaganya dan dia sering sekali berkunjung ke sebuah
tukang pijat langganannya untuk hanya sekedar kerokan ataupu pijat
Sore itu
ketika keluargaku sedang berkumpul melepas hari-hari lelah di depan sebuah
televisi ukuran 21 inci yang selalu menemai hari-hari aku ibu dan ayah,
percakapan pun mulai terjadi dari percakapan yang ringan hingga masalah-masalah
yang tidak aku bisa hadapi, tetapi dengan masalah sulit aku hadapi ayah selalu
menasehatiku agar aku bisa mengatasi masalah sendiri agar aku bisa menjadi orang
yang mandiri dan bisa mengatasi masalah tanpa bantuan orang lain agar memacu
pemikiran yang dewasa. Setelah perbincangan itu selesai ayahpun pamit untuk
pergi ke tukang pijat langgananya dan begitu juga dengan ibu yang pamit juga
ingin pergi ke acara arisan kampung yang rutin diselenggarakan, setelah aku
menyalami ayah dan ibu aku pun melanjutkan menonton televisi dan menggati
channel yang ada di televisi itu setelah
beberapa jam ayah pun pulang dan tiba – tiba dia terjatuh dan pingsan ketika
dia ingin memasukkan motor kedalam rumah beruntung waktu itu karna ada tetangga
depan rumah yang mengetahui kejadian tersebut dan segera memberitahukanku
tentang kejadian itu, aku pun panik mengetahui kejadianku aku pun langsung
menolong ayah dan segera menelfon ibu untuk segera pulang dari arisannya
setelah beberapa menit menunggu ibu pun pulang dan segera menelfon dokter untuk
mengetahui keadaan ayah setelah mengetahui keadaan ayah keesokan harinya ibu
membawa ayah untuk memeriksa keadaannya, dan waktu itu aku tidak bisa
menemaninya karena pada hari itu aku harus wajib sekolah demi meraih cita –
cita dan masa depan yang cerah, setelah
berakhirnya jam sekolah dan aku langsung pulang kerumah aku terkejut karna ibu
memberi tahu bahwa ayah harus berada di rumah sakit dikarenakan ususnya memuntir dan harus melakukan operasi agar
ayah bisa sehat lagi,
Setelah ibu
memberitahuku dan mengabarkannya kepada saodara lainnya kakek dan nenek pun
datang untuk menemaniku dirumah karna ibu harus berada di rumah sakit dan aku
pun harus sekolah dan tidak bisa menemani ayah selama sehari penuh, hinggga
pada hari kedua aku dan kakek menjenguk ayah dan berbincang – bincang ringan
hingga dari mulut ayah terucap “alfin, nanti kalau ayah sudah sembuh kita beli
bakso ya”. Dan setelah hari itu ketika aku dan kakek menjenguk ayah, ayah pun
harus dioperasi pada keesokan harinya berhubung operasi ayah diadakan pagi hari
aku pun tidak bisa menemani ibu untuk menunggu operasi ayah, dan setelah operasi itu selesai aku dan kakek
datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan ayah setelah operasi itu
dilaksanakan ternyata hasilnya ayah kritis dan tidak sadarkan diri ketika
operasi yang ayah jalankan itu selesai, ketika aku berada di ruangannya dan
mendekat ke ayah aku disuruh ibu untuk memegang ujung kaki ayah dan membacakan
doa supaya ayah cepat sadar dan sembuh, pada waktu itu juga air mataku menetes
karna aku sudah tidak kuat untuk melihat keadaan ayah, lantas ibu pun menuntun aku ke luar ruangan
tersebut dan aku pun masih meneteskan air mata, setelah aku berada di luar
ruangan tersebut aku pun merenungkan tentang keadaannya ayah yang semakin buruk
dan pada saat aku merenunkannya aku diterkejutkan oleh kakekku yang ingin
mengajakku pulang ke rumah karena pada keesokan harinya aku harus berangkat
untuk sekolah.
Setelah aku
dan kakek sampai di rumah aku pun langsung duduk menemani nenek nonton televisi
dan berbincang – bincang tentang keadaan ayah, setelah itu aku pun langsung
pergi kekamar dan langsung tiduk karna besok aku harus masuk untuk sekolah,
tiba – tiba waktu aku tidur aku terbangun karena banyak terdengar suara – suara
yang mengganguku tidur aku pun terkejut waktu ibu menagis dan ada orang yang
mengatakan “biarkan alfin mengetahuinya, tapi bicaralah dengan tenang “. Aku
terkejut sekali ada orang yang menagtakan itu dan ibu pun masih menangis dan
ada banayak orang juga yang berada di rumah tiba – tiba ada orang yang
menuntunku keluar dari kamar menuju ruang tamu, dan aku terkejut karna ada
sebuah jenazah yang ditaruh didepan ku aku pun meneteskan air mata lagi dan
lagi, rasanya aku masih kaget dan kebingungan ketika hal itu terjadi. Tidak ku
sangka kemarin lusa aku habis berbincang dan bercanda, tawa dan kata – kata
yang terjadi di waktu itu tidak kusangka itu adalah tawa dan kata – kata
terakhir dari ayah.
Kenapa hal
ini bisa terjadi mungkin karena umur
ayah yang sudah tua dan fisik ayah yang tidak memungkinkan untuk operasi
ataupun karena ayah sering ke tempat pijat sehingga waku dipijat ada kesalaha –
kesalahan waktu melakukan pijat tersebut, apalah arti semua ini, ini memang
sudah kehenda allah swt dan bagaimana pun juga aku harus mengikhlaskan hal ini
terjadi. Dan kini ayah telah berada di surga semoga ayah bahagia dan maafkanlah
semua kesalahanku ayah, bila tidak karna ayah aku tidak bisa seperti ini. I
LOVE YOU DADY
Jangan sia – siakan kasih sayang seseorang, karena
jika kalian selalu menyia – nyiakan kasih sayang seseorang berarti kalian siap
untuk kahilangan kasih sayang tersebut.
1 Komentar untuk "Terimakasih"
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman vertikal vertical garden
forum indonesia
jasa tukang taman
like