Tekaje 123

Artikel belajar,Trik,dan Ilmu Pengetahuan.

Terimakasih



Terima Kasih

 Alfian Maulia Al Cholisin


            Tidak terasa sudah tiga tahun berlalu sejak aku mengingat kata-kata dari salah satu orang yang sangat berjasa bagiku dan pembimbing dalam kebenaran bahkan yang memberi semangat ketika aku sedang terpuruk dalam kegelapan dunia yang bisa membuat orang terjerumus dalam dunia kelam dia adalah ayahku. Dengan kata-kata terakhir yang diucapnya aku masih terbayang hingga saat ini dan kata-kata itu hingga kini masih belum terwujud. “alfin, nanti kalau ayah sudah sembuh kita beli bakso ya”. Hanya kata-kata yang tidak seberapa tapi kata-kata ini yang bisa membuatku meneteskan air mata.
Aku adalah orang biasa, dan aku adalah anak dari keluarga kecil yang bahagia aku anak satu-satunya namaku adalah alfin, di dalam keluarga kecilku ini terasa tenang, senang, dan bahagia karna didalam keluargaku tidak ada kekerasan, biarpun aku berbuat salah dan nakal ayah selalu menghukumku dengan nasehatnya yang terus membuatku merasa kalau perbuatanku memang salah, memang benar dari aku kelas 4 sd aku sudah tidak diberi hukuman oleh ayahku walaupun aku berbuat salah, tapi dari kecil aku sudah didik keras oleh ayahku waktu dulu jika aku berbuat salah ayah selalu memberi hukuman yaitu memukul panatku dengan sandal atau sebagainya, hal ini lah yang membuatku menjadi anak yang penurut didalam keluarga.
Tidak hanya ayahku saja yang hebat dikeluargaku ini tetapi ibuku dialah sosok yang kuat, tegar, penuh kesabaran, dan banyak menabur rasa sayang dikeluargaku, dia memang wanita biasa tetapi dihatinya penuh dengan kekuatan yang tidak bisa dibayangkan, tubuhnya manusia tetapi hatinya seperti wonder women yang kuat dan tidak kalah seperti kekuatan super man, aku kagum dengan dia karena dia tegar menghadapi kelakuanku salama ini, dulu aku pernah melakukan kesalahan yang tidak bisa aku lupakan selama ini karna aku telah membuat air mata ibu yang sangat berharga dan mengandung harapan-harapan yang diinginkannya kepandaku jatuh sia-sia karna kesalahanku yang tidak akan pernah aku lakukan untuk kedua kalinya, dan aku berjanji kepada diriku untuk tidak membuat air mata ibu menetes lagi karena kesalahanku tetapi karena kesuksesanku, itulah diri seorang ibuku dan dialah wonder womenku jika aku sedang berpergian atau waktu aku tidak dirumah yang selalu aku rindu dari ibuku adalah masakannya yang tiada tara oleh masakan – masakan restouran lainnya karna masakan ini lah yang selalu membuatku rindu kepada rumah kecilku dan betah berada dirumah tentunya.
Beginilah cerita singkatku tentang keluargaku, mereka memang hanya orang – orang biasa tetapi dengan kasih sayang mereka aku merasa sangat bahagia dan bersyukur aku dilahirkan di keluarga ini, tidak henti – hentinya aku berdoa mengucap syukur kepada allah swt karna kehendaknya aku bisa berada di keluarga ini dan karna anugrahnya, aku dan keluarga keciku memang tinggal di daerah kota tapi tempat tinggalku harus mempunyai skill yang handal jika menggunakan kendaraan roda dua atau kendaraan bermotor karena jalan menuju rumahku mempunyai jalan yang sempit dan berbelok – belok dengan tikungan yang tajam pula karena itu skill pengendara kendaran roda dua atau kendaraan bermotor sangat diuji jika ingin berkunjung kerumahku.
Masih teringat dulu ayah dan ibu selalu membantu tugas dan masalahku mulai dari mengerjakan pr hingga ayah yang membantu memarahi teman yang memukuliku waktu aku masih sekolah dasar dulu memang aku tergolong anak yang pendiam dan kurang pergaulan dan banyak teman – teman yang menindasku tetapi ayah lah yang selalu memberi arahan untuk menjadi laki – laki yang kuat agar bisa melundungi orang disekitar yang memerlukan bantuan.
Hari – hari telah berlalu aku yang sekarang beranjak semakin besar, ayah dan ibu pun semakin bertambah umurnya hingga pada suatu saat ayah yang semakin bertambah umurnya mulai berkurang tenaganya dan dia sering sekali berkunjung ke sebuah tukang pijat langganannya untuk hanya sekedar kerokan ataupu pijat
Sore itu ketika keluargaku sedang berkumpul melepas hari-hari lelah di depan sebuah televisi ukuran 21 inci yang selalu menemai hari-hari aku ibu dan ayah, percakapan pun mulai terjadi dari percakapan yang ringan hingga masalah-masalah yang tidak aku bisa hadapi, tetapi dengan masalah sulit aku hadapi ayah selalu menasehatiku agar aku bisa mengatasi masalah sendiri agar aku bisa menjadi orang yang mandiri dan bisa mengatasi masalah tanpa bantuan orang lain agar memacu pemikiran yang dewasa. Setelah perbincangan itu selesai ayahpun pamit untuk pergi ke tukang pijat langgananya dan begitu juga dengan ibu yang pamit juga ingin pergi ke acara arisan kampung yang rutin diselenggarakan, setelah aku menyalami ayah dan ibu aku pun melanjutkan menonton televisi dan menggati channel  yang ada di televisi itu setelah beberapa jam ayah pun pulang dan tiba – tiba dia terjatuh dan pingsan ketika dia ingin memasukkan motor kedalam rumah beruntung waktu itu karna ada tetangga depan rumah yang mengetahui kejadian tersebut dan segera memberitahukanku tentang kejadian itu, aku pun panik mengetahui kejadianku aku pun langsung menolong ayah dan segera menelfon ibu untuk segera pulang dari arisannya setelah beberapa menit menunggu ibu pun pulang dan segera menelfon dokter untuk mengetahui keadaan ayah setelah mengetahui keadaan ayah keesokan harinya ibu membawa ayah untuk memeriksa keadaannya, dan waktu itu aku tidak bisa menemaninya karena pada hari itu aku harus wajib sekolah demi meraih cita – cita dan masa depan yang cerah,  setelah berakhirnya jam sekolah dan aku langsung pulang kerumah aku terkejut karna ibu memberi tahu bahwa ayah harus berada di rumah sakit dikarenakan ususnya  memuntir dan harus melakukan operasi agar ayah bisa sehat lagi,
Setelah ibu memberitahuku dan mengabarkannya kepada saodara lainnya kakek dan nenek pun datang untuk menemaniku dirumah karna ibu harus berada di rumah sakit dan aku pun harus sekolah dan tidak bisa menemani ayah selama sehari penuh, hinggga pada hari kedua aku dan kakek menjenguk ayah dan berbincang – bincang ringan hingga dari mulut ayah terucap “alfin, nanti kalau ayah sudah sembuh kita beli bakso ya”. Dan setelah hari itu ketika aku dan kakek menjenguk ayah, ayah pun harus dioperasi pada keesokan harinya berhubung operasi ayah diadakan pagi hari aku pun tidak bisa menemani ibu untuk menunggu operasi ayah,  dan setelah operasi itu selesai aku dan kakek datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan ayah setelah operasi itu dilaksanakan ternyata hasilnya ayah kritis dan tidak sadarkan diri ketika operasi yang ayah jalankan itu selesai, ketika aku berada di ruangannya dan mendekat ke ayah aku disuruh ibu untuk memegang ujung kaki ayah dan membacakan doa supaya ayah cepat sadar dan sembuh, pada waktu itu juga air mataku menetes karna aku sudah tidak kuat untuk melihat keadaan ayah,  lantas ibu pun menuntun aku ke luar ruangan tersebut dan aku pun masih meneteskan air mata, setelah aku berada di luar ruangan tersebut aku pun merenungkan tentang keadaannya ayah yang semakin buruk dan pada saat aku merenunkannya aku diterkejutkan oleh kakekku yang ingin mengajakku pulang ke rumah karena pada keesokan harinya aku harus berangkat untuk sekolah.
Setelah aku dan kakek sampai di rumah aku pun langsung duduk menemani nenek nonton televisi dan berbincang – bincang tentang keadaan ayah, setelah itu aku pun langsung pergi kekamar dan langsung tiduk karna besok aku harus masuk untuk sekolah, tiba – tiba waktu aku tidur aku terbangun karena banyak terdengar suara – suara yang mengganguku tidur aku pun terkejut waktu ibu menagis dan ada orang yang mengatakan “biarkan alfin mengetahuinya, tapi bicaralah dengan tenang “. Aku terkejut sekali ada orang yang menagtakan itu dan ibu pun masih menangis dan ada banayak orang juga yang berada di rumah tiba – tiba ada orang yang menuntunku keluar dari kamar menuju ruang tamu, dan aku terkejut karna ada sebuah jenazah yang ditaruh didepan ku aku pun meneteskan air mata lagi dan lagi, rasanya aku masih kaget dan kebingungan ketika hal itu terjadi. Tidak ku sangka kemarin lusa aku habis berbincang dan bercanda, tawa dan kata – kata yang terjadi di waktu itu tidak kusangka itu adalah tawa dan kata – kata terakhir dari ayah.
Kenapa hal ini bisa terjadi  mungkin karena umur ayah yang sudah tua dan fisik ayah yang tidak memungkinkan untuk operasi ataupun karena ayah sering ke tempat pijat sehingga waku dipijat ada kesalaha – kesalahan waktu melakukan pijat tersebut, apalah arti semua ini, ini memang sudah kehenda allah swt dan bagaimana pun juga aku harus mengikhlaskan hal ini terjadi. Dan kini ayah telah berada di surga semoga ayah bahagia dan maafkanlah semua kesalahanku ayah, bila tidak karna ayah aku tidak bisa seperti ini. I LOVE YOU DADY

Jangan sia – siakan kasih sayang seseorang, karena jika kalian selalu menyia – nyiakan kasih sayang seseorang berarti kalian siap untuk kahilangan kasih sayang tersebut.
 
Copyright © 2014 - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info