Pulang
Akbar Haqqul
Sama seperti kemarin, dan mungkin selalu terasa sama hari
hari yang dijalani Jery Ernanda murid dari salah satu STM swasta, yang akrab
dipanggil Je, Murid kelas XI baru baru ini yang sudah terkenal bikin rusuh saat
masih kelas X, pernah satu kasus yang membuatnya terkenal yaitu menang tawuran
dengan kakak kelas XII yang jumlahnya cukup banyak untuk menghabisi pasukan Je
yang hanya beranggotakan Junaidi dan Galuh. Hanya hari sabtu dan minggu yang
membuat Je merasa sedikit bisa mengencangkan kedua pipinya, hari sabtu adalah
dimana ia bisa berbuat seenaknya, Basket menurutnya itu adalah satu-satunya
yang menyenangkan buat Je, dan dia selalu serius ketika basket, menurut Je,
Sekolah itu untuk senang senang katanya saat berkumpul dengan teman-temannya,
yang juga sependapat dengannya. Mempunyai kenangan buruk tentang cinta tidak
masalah baginya, toh meskipun ditolak tujuh kali oleh betina yang sama saat
masih kelas X Je sudah mulai bisa mengasingkan pikiran tersebut dari otaknya.
2
Bulan berlalu, seharusnya ini adalah ajang untuk saling bersaing demi ulangan
tengah semester. Bukan Je namanya kalo mengikuti seperti itu, disaat seperti
itu Je malah lebih bahagia kejar-kejaran dengan guru BK, yang konon mirip
kura-kura ninja. Juara bertahan dari kura-kura ninja adalah Je, sementara Galuh
dan Junaidi pernah tertangkap dan tidak berani menuduh Je, maklum keduanya
kadang titip SPP. Apalagi ketika sedang diburu guru yang lebih-lebih malah
seperti lintah darat. “hari ini gua nebeng SPP dulu ya Je” ujar Galuh
cengengesan, “yang kemarin aja belum lunas!! Rokok aja yang lo makan sekali
kali kerja, jurusan Tehnik, ngutang mulu, malu tuh sama badan !! keker nggak
punya nyali !! sini !!” Bentak Je yang memang sedikit kasar, sambil merebut
Rokok Galuh “iya nih bro, si Galuh Cuma ngutang aja, udah
gak usah dikasih biar sekalian di Drop Out !!” sewot Junaidi, Braaakkk !!!! “lo
mau temen lo yang paling ganteng idola cewek in di D.O mikir Anjir lo!!” Protes
galuh tak terima sambil menendang Junaidi “iyee boss, santaiii ada sanken..”
ujar junaidi cengengesan “oke dah, gua pinjamin duit, tapi lo kudu ikut gua
ngambil seragamnya guru BK, ntar kita gantung ke Tiang bendera !!” kata Je
dengan pandangan mengancam yang sepertinya tidak bisa ditolak oleh dua manusia
tadi “oke, gampang itu mah!!” ucap galuh dan Junaidi bersamaan “idddiiiihh,
kompakan, couple nih cyiiin, ahahaha !!!” tusuk Je.
“panggilan
kepada Junaidi, Je, Galuuuh !!!...” terdengar seperti panggilan misi kejar
mengejar lagi, bagi mereka sekolah itu ya senang senang tidak lama setelah
panggilan tersebut rupanya sudah ada Guru BK dibantu penegak tata tertib yang
dikerahkan khusus untuk cowok cowok bandel tersebut, dari sinilah Petualangan
berlangsung dan dari sinilah pertamanya Je tertangkap BK, “ya mungkin ini
memang sejarah baru” ucap Je santai.
Ulangan
tengah semester tiba, dan bukan Trio itu lagi namanya kalo nggak bikin rusuh
lagi, ada ada saja ide cemerlang trio itu, ya trio itu sudah seperti 3 pasangan
maho yang sudah menjadi satu paket. “Tidak usah dipikir” Ucap Je, “eh lho bisa
mikir ?! memang sejak kapan lo mikir ?” ejek Gunaidi disela ketegangan ulangan
tengah semester, “Udahlah ribut mulu, daripada ribut lo tidur aja sono !!” sela
Galuh yang memang benar benar agak tekun daripada kedua homo tadi, Galuh sudah
tidak bisa kemana-mana lagi, disini sudah nyaman, punya sahabat homo yang rusuh
yang setia saat senang dan selalu ngehina disaat sedih, dengan kata lain Galuh
sudah terjebak, Mungkin itulah yang ada dilamunan Galuh saat ini. “Galuh !!”
teriak Je. Pengawas kelas yang tadinya tidur terbangun tiba-tiba dan
melanjutkan tidurnya lagi, seisi kelas terganggu kehebohan Je “kalo nggak niat
mending pulang !!” Teriak salah satu siswi yang memang menonjol dikelas Je “Ah,
bodo amat ! gua kagak omong sama lo !, Luh gua minta contekan nomer 1 sampai 35
yang pilihan ganda ” ucap Je “Kampret jadi dari tadi lo tidur, nihh gua udah
selesai, sekalian Gunaidi bangunin kasih ni jawaban” Ucap Galuh lembut
menghaturkan sepucuk kertas lembar jawaban untuk sahabatnya tatapan matanya
yang indah memancarkan keikhlasan, jari jemarinya… STOOOPPPP !! ini mulai alay,
ini bukan puisi !!!. oke mulai fokus, dengan raut muka seperti biasanya Galuh
menyodorkan hasil jawabannya meskipun mungkin belum pasti dapat nilai 60, Je
dan Gun tetap percaya pada Galuh, bodo amat yang penting lancaaar jaya, hari
kedua, ketiga, dan keempat berlangsung kurang lebih seperti hari pertama,
kecuali hari keempat karena yang menjaga terkenal galak, dan kuat, angker lagi
(apa-apaan ini ?! -_- ) “anjjiirr Becak !! cari aman aja deh daripada nilai
nggak keluar mending kerjakan aja lah, yang penting ada jawabannya” Batin Je,
berbeda dengan Galuh dan Gunaidi yang memang sudah tau pengawas hari terakhir
“Untung gua baca-baca tadi malem” Batin Gunaidi, “mampus lo Je, Gun, lo kagak
bisa kemana-mana sekarang” ucap Galuh cengengesan, tapi ketenangan Gauh
berakhir ketika Je mengepalkan tangan dan memelototi Galuh seakan siap memukul
Galuh ketika keluar ruangan
“awas lo luh, habis ini liat aja, temen macam
apa lo!” bisik Je dengan agak jengkel tertuju langsung ke Galuh, berbeda lagi
dengan Gunaidi mungkin karena belajar tadi malam sekarang dia jadi ngiler
diatas meja dengan ekspresi pringas pringis, dengan kata lain belajarnya gagal,
dan akhirnya karena sempat ketiduran Gunaidi hanya selesai separuhnya.
Ujian
tengah semester berakhir, seperti biasa gerombolan homo(gak homo beneran sih)
itu heboh didepan papan daftar nilai “yess kita naik satu peringkat !!!” teriak
Gunaidi “Tetet aja dari bawah” gumam Galuh “Perlu disyukuri, hehehe” ujar Je
cengengesan “Suuooookkkk !!!” teriak Gunaidi dan Galuh, “pssstt, Hahahahaha,
yang penting ada nilai, peduli amat !!!” girang mereka bertiga.
“hari
ini gua kagak latian basket dulu ya !!” Ijin Je, “gua juga kagak !!” teriak
Galuh, “Kampret !! lo mesti ikutan urusin adik kelas !! hari ini gantian lo
yang nglatih !! kabarnya hari ini banyak yang cantik !! ucap Je bohong,”Disini
nggak ada yang cantik, paling cuma dua perempuannya itupun kayak gorilla semua”
keluh Galuh, “ololololololo !!!” ucap Je sambil lari pulang.
Tidak
seperti biasa, Je hari ini memikirkan papan nilai itu, dia memikirkan kenapa
ada satu nama yang mengambil alih posisi bertahannya, dan kenapa dia menjadi
peduli dengan keberadaan orang lain selain dua monyet homo tadi. Azik itulah
penggalan nama yang sangat rumit tadi yang juga sempat merebut posisi Je tadi
Azik,
Je tidak pernah tau keberadaannya yang dia tau hanya ada 5 perempuan dikelasnya
dan hanya satu yang cantik, dan dia cukup berprestasi, tidak mungkin dia, tapi
disaat ujian tengah semester sepertinya dia tidak hadir karena biasanya dia ada
dibarisan depan, satu lagi, dia pendiam. “oh ya” baru terpikir oleh Je, dia
memang tidak hadir disaat ulangan kemarin, kemungkinan besar dia Azik, nama yang
ternyata perempuan perebut posisi Je.
Biasanya
murid pintar tetap mendapat nilai meskipun tidak ikut ulangan, seperti itulah
pikiran Je, selalu tidak peduli dan mengentengkan suatu hal. Bahkan dia
berpikir kalau ada hal sulit cara paling mudah untuk menyelesaikannya adalah
tidak melakukan apa-apa dan tidak memikirkannya. Namun pikiran sempit Je segera
berubah saat Je tidak sengaja melihat seorang Gadis dikantor guru. Tidak
terlalu cantik memang namun dia manis, seragamnya yang rapi tatanan rambut yang
dikuncir belakang, dan mata dibalik kacamata itu merubah Je. “Eh, itu Azik ?
jadi dia” Gumam Je sendirian dilapangan basket dan mendrible bolanya, berhenti
sejenak dan memasukan Bola ke Ring, dan memandangi gadis itu lagi, tak lain
adalah Azik. Tak tahan Je saat gadis itu menatap balik dia dari balik jendela
kantor guru. Je yang punya banyak pengalaman ditolak tetap meneruskan bermain
basket, dan tidak memperdulikan gadis yang mengerjakan ulangan susulan tadi.
Sore,
Je mulai kelelahan dia memutuskan untuk meminum air mineralnya dipinggir
lapangan basket yang telah diambil alih oleh makhluk makhluk dari kelas musik.
Je berjalan ketempat dia memakirkan motornya dan dia lihat gadis itu lagi, ya
lagi-lagi Azik, dan ada yang berbeda kaki Je gemetaran saat gadis itu akan
mengucap satu kata, “Jery…” dengan nada gadis biasa (Azik nggak lebay, oke),
“bagaimana dia bisa tau nama gue ? oh ya, goblok !! dia satu kelas sama gua,
untung gua gak balik nanya” gumam Je dalam pikirannya. “ya ada apa ?” kata Je
yang sok cool, “kita satu arah kan ?” tanya Azik, “oh ya ?” ucap Je, “iya Je,
kita satu arah meskipun berjarak 50meter lebih jauh kamu Je” tutur Azik halus,
menurut kamus Je, “oh iya waktu masih SMP dulu memang ada gadis yang sering
satu angkot sama gue” Je mengingat sebentar, “Je..” kata Azik “eh iya, maksud
gue kenapa kok belum pulang, bukannya biasanya udah pulang ?” tanya Je “Nggak,
nggak ada yang jemput hari ini”kata Azik, seketika naluri Je keluar meskipun
agak canggung “Bareng aja, ini q juga mau pulang, tapi…” belum selesai Je
bicara Azik menyela dengan semangat “iya iya, bareng Je !” “buset dah nih cewek
seneng banget, ah peduli amat yang penting ada yang diboncengin cantik, pintar
lagi” batin Je sambil menepuk nepuk CB 100 kebanggaannya “Ayok naik !” dengan
senyuman yang sama Azik membonceng “ayok cus !!”, “nggak orang biasa lho yang
mau naik ini” ucap Je sambil menjalankan motornya, “berarti Azik istimewa dong”
sekali lagi senyuman itu ada lagi, memantul dari kaca spion motor Je. Merasa
tidak tahu mau menjawab apa Je hanya tertawa kecil dan diam saja, sepanjang
jalan Je dan Azik sedikit bicara, karena memang belum terlalu akrab.
1 Komentar untuk "Pulang"
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman vertikal vertical garden
forum indonesia
jasa tukang taman
like