Setitik Kejujuran
Alfeus Adi S.
Matahari
mulai menyembunyikan sinarnya ,di saat aku sedang merebahkan diriku di kursi
bambu depan rumahku . sore itu aku teringat akan masalalu ku yang begitu kelam
dan menyedihkan , Rina itulah namaku .Nama yang sering masuk dalam daftar catatan Guru, bukan karena suatu prestasi
melainkan suatu penghargaan yang buruk .
Semuanya berawal
sejak aku kelas 1 SMK . berawal dari sebuah buku pedoman yang aku abaikan, aku
sering mendapat teguran dari petinggi-petinggi sekolah mulai dari pejabat Intra
sekolah hingga Pejabat sekolah tertinggi .
Pagi itu adalah awal
minggu yang cerah bagiku, namun indahnya pagi itu mulai pudar saat suara
lantang dari salah seorang anggota pejabat intra sekolah berdengung di
telingaku “ Semuanya pimpinan saya ambil alih SIAP GRAK”, benar pagi itu adalah
waktunya untuk upacara tapi aku tidak membawa topi,dasi dan kaus kaki yang
sesuai dengan aturan ,hal itu memang sering aku abaikan , tapi mengingat
janjiku kepada salah seorang sahabat baik ku sebut saja namanya Rini . aku
telah berjanji padanya kalo aku akan berubah menjadi siswa yang lebih baik dan
taat akan aturan yang berlaku di sekolah karna dia telah menyelamatkan aku dari
amukan ibuku, karna ibuku memang sering di panggil ke sekolah karna tingkah
lakuku yang sering mengabaikan peraturan sekolah .
Aku
bingung aku gugup aku takut jika aku di juluki sebagai seorang pembohong dan
sahabat-sahabatku menjauh dariku, pagi itu salah seorang guru menegurku karna upacara
hampir di selenggarakan tetapi aku masih mondar-mandir di pinggir lapangan
“Rina sedang apa kamu cepat ke lapangan ,upacara akan segera di mulai ! “,ujar Guruku , akhirnya aku mencoba
menghindar dengan pergi ke UKS pikirku saat itu UKS (“Unit Keselamatan Siswa”)
bodoh memang tapi demi keselamatanku aku beranikan pergi ke UKS dengan alasan
sakit.
Akhirnya
upacara selesai tapi aku takut masuk ke kelas ,akhirnya aku tidak masuk ke
kelas dengan alasan yang sama seperti sebelumnya yaitu sakit, aku takut jika
aku harus bertemu dengan teman baikku itu ,aku takut jika mereka mengucilkan
aku karna aku tidak menepati janjiku, kira-kira pukul 14.15 aku pulang karena
pelajaran telah usai ,tak lupa aku pulang dengan diam-diam dan sampai di rumah
tanpa di lihat oleh sahabat-sahabat baikku itu.
Keesokan
harinyasetelah aku bangun dan hendak bersiap-siap ke sekolah ,tetapi pagi itu
badanku rasanya serasa terbang dan sekitarku berputar sangat cepat , akhirnya
pagi itu aku tidak masuk sekolah karena
aku sakit , pagi itu saat aku terbaring di tempat tidur aku berfikir “mungkin inilah yang namanya hukum karma dari
kebohonganku ?” .detik demi detik ,menit demi menit berlalu , waktu mulai
berputar, hingga akhirnya sekitar pukul 14.30 , suara klakson rumahku menggema yang
mengganggu keheninganku ,tetapi hal itu tak aku hiraukan dan aku menlanjutkan
lamunanku , selang beberapa menit ibuku datang menjengukku ke kamar dan berkata
“ Rina teman-teman kamu datang nih mau jenguk kamu “, waktu ibuku
berkata begitu,aku sedikit resah dan gelisah, aku mulai berfikir ,” bagaimana
aku menjelaskan tentang kejadian kemarin sama teman-teman ku ?”, aku
benar-benar ketakutan ,tapi mau bagaimana lagi ibuku sudah terlanjur menyuruh
teman-temanku masuk.
Beberapa
saat kemudian aku mendengar decitan pintu kamar ku mulai terbuka, setelah itu
teman-temanku masuk ke kamarku ,awalnya saling menyapa dan bertanya tentang
kondisiku tak lupa mereka juga memijatku dengan tangan-tangan lembut mereka , batinku
semakin tersiksa akibat kebohonganku di tambah lagi melihat kebaikan
sahabat-sahabatku yang sangat perhatian sama aku,dan juga sikap ku yang
keterlaluan dan tidak mau taat akan peraturan, akhirnya dengan setitik
keberanian aku putuskan dari pada aku tersiksa danmengecewakan mereka, lebih
baik aku jujur meskipun
itu berat “pikirku”.dengan penuh keberanian akhirnya aku bebicara “ Rini aku mau ngomong sama kamu “ , jawab Rini
“iya Na ngomong aja” . jawabku “maaf sebelumnya aku telah berbohong sama kalian
kalo aku bakal berubah menjadi anak yang lebih baik tapi nyatanya belum bisa ,
kalian gak benci sama aku kan ????“. jawab Rini “ Kami gak akan benci sama kamu
Rin, kami kan teman-teman kamu ,kami bakal bantu kamu supaya kamu bisa berubah
menjadi anak yang lebih baik,kamu berkata jujur sama kami dengan apa yang kamu
lakukan kemarin itu sungguh luar biyasa,meskipun itu sedikit mengecewakan ,tapi
kami menghargai kejujuranmu Rin , kejujuran lebih berharga daripada permata“.
Saat itu aku sadar bahwa
setitik kejujuran membuat semua beban kebohonganku menjadi ringan dan juga, membawa
perubahan dalam hidupku,mulai saat itu aku berubah menjadi anak yang baik
bahkan diriku yang sebelumya super nakal ,sekarang menjadi siswa yang
berprestasi semua itu berkat teman-temanku .
0 Komentar untuk "Setitik Kejujuran "