Mimpi Sang Pahlawan
Arif army ananda
Di suatu tempat pesisir
pantai hidup seorang anak kecil yang bernama Putu, disana dia hidup sebatang
karang sejak umur 9 tahun. Putu terlahir dari keluarga yang sederhana, kini
setelah ia ditinggal kedua orang tuanya dia harus mencari uang sendiri untuk
memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya namun dia juga di bantu oleh tetangga
tetangganya.
Matahari belum terbit namun
Putu sudah pergi ke pasar untuk menjual kayu bakar yang dia ambil dari hutan dan setelah menjual kayu bakarnya kini Putu mengayuh sepada
tua peninggalan ayahnya menuju Sekolah dasar di daerahnya, dengan penuh
semangat demi mencari ilmu dia menempuh jarak 10 Kilometer setiap paginya,
sesampainya di sekolahan dia menunggu semua murid sekolah masuk ke dalam kelas,
setelah semua murid sudah masuk ke kelasnya masing masing lalu Putu seperti
biasa, dia hanya mengintip pembelajaran lewat jendela samping belakang kelas,
karena Putu telah putus sekolah semenjak kedua orang tuanya meninggal. Dengan
beralatkan buku dan pensil seadanya dia selalu mengikuti dan memahami
pembelajaran dari guru sampai selesai
tidak seperti murid yang lainnya, meskipun di dalam kelas ada yang ramai
sendiri dan seenaknya sendiri tidak mengikuti pembelajaran dengan baik namun
hal itu selalu di tanggapi Putu dengan baik, “Biarkan mereka begitu, yang
penting saya tidak”. Kata hati Putu.
Pembelajaran telah selesai
kini Putu kembali pulang kerumah, di perjalanan dia selalu di kata katain dan
di caci oleh murid sekolahan lantaran dia tidak sekolah lagi,namun Putu hanya
diam saja dan tidak mendengarkan kata kata itu meski di dalam hati Putu terasa
sangat sakit sekali. Di tengah perjalanan pulang Putu terasa amat lelah sekali
karena panasnya matahari dan mengayuh sepeda tua yang jalannya sudah tak
seperti masanya dulu, lalu Putu berhenti di pinggir jalan dekat sungai. Saat ia
istirahat dia melihat seorang kakek di gubug kecil yang jaraknya tidak jauh
dari Putu, terlihat kakek tersebut melambaikan tangan ke arah Putu yang
nampaknya memanggil ia agar datang mengampirinya.
Tak lama kemudian Putu
langsung mnghampiriya, setelah tiba di gubug kecil dan bertemu dengan kakek itu
Putu langsung bertanya kepada kakek itu mengapa dia di panggil.
Putu : “ Kakek memanggil saya ada apa kek ? “.
Tanya Putu.
Kakek : “ oh, tidak apa apa
cu, saya melihat kamu kepansan duduk di pinggir sungai itu jadi kakek memanggil kamu kesini “. Jawab
kakek.
Putu : “ oh iya kek, terima kasih ya kek “.
Kakek : “ iya cu, ngomong
ngomong nama cucu siapa ? “.
Putu : “ nama saya Putu kek “.
Kakek : “ emangnya cucu habis
dari mana ? kok terasa lelah sekali kelihatannya “.
Putu : “ oh, Putu tadi habis dari sekolah kek “.
Kakek : “ lhoo, kok tidak pakai
seragam sekolah ? “.
Putu : “ iya kek, soalnya Putu sudah putus
sekolah sejak kepergian orang tua Putu. Putu ke sekolah hanya mengikuti
pelajaran dari luar kelas saja itu pun harus sembunyi sembunyi kek agar tidak
ketahuan murid lainya, karena Putu malu kek “.
Kakek : “ orang tua cucu
sudah tidak ada lagi ! lalu cucu di rumah dengan siapa ? “.
Putu : “ Putu dirumah sendiri kek “.
Kakek : “ oh iya? Kalau
boleh cucu bisa tinggal di rumah kakek, kakek jadikan anak angkat nanti kamu
bisa kakek sekolahin lagi dan merawat kamu cu, karena saya kasihan dengan
keadaanmu yang masih kecil harus hidup sendiri“.
Putu : “ benar kek ?. emm, tapi bagaimana dengan
istri dan anak anak kakek? “.
Kakek : “ istri kakek sudah
meninggal cu dan anak anak kakek sudah mempunyai tempat tinggal sendiri
sendiri, dirumah hanya ada kakek sendiri “.
Putu : “ tapi kek bagaimana dengan rumah Putu kek ?
“.
Kakek : “ rumah cuc di
biarkan saja, yang penting setiap 3 hari atau 1 minggu sekali cucu datang kesan
untuk membersihkan rumah cucu dan sekali sekali cucu juga boleh tidur disana
kalau cucu sedang rindu rumah cucu. Bagaimana ? “.
Mendengar tawaran kakek yang
akan menyekolahkan Putu lagi dan merawatnya akhirnya Putu menyetujui penawaran
kakek.
Putu : “ baiklah Putu mau kek, kapan saya bisa
langsung ke rumah kakek ? “
Kakek : “ besok cucu bisa langsung ke rumah kakek,
tapi kamu kan belum tau rumah kakek jadi besok setelah sudah memberesi
pakaianmu kamu bisa temui kakek disini lagi “.
Putu : “ baik kek”.
Lalu setelah Putu selesai
berbincang bincang dengan kakek Putu pun
pulang ke rumah dan keesokan harinya putu membawa semua barang yang berguna
untuk pindah ke rumah kakek kakek tersebut.
Setelah selesai memberesi
semua kebutuhannya Putu pun langsung pergi meninggalkan rumahnya dan menuju ke
rumah kakek. Beberapa hari kemudian kakek pun menepati janjinya yaitu
mendaftarkan Putu untuk sekolah lagi.
Beberapa tahun kemudian Putu
sudah beranjak dewasa kini dia sudah duduk di bangku kelas 3 SMA. Namum seiring
berjalannya waktu kakek yang menjadikan Putu sebagai anak angkat kini jatuh
sakit dan meninggal dunia, namun beberapa hari sebelum meninggal dunia kakek
meninggalkan pesan kepada Putu. Pesan terakhir kakek kepada Putu adalah ia
berpeasan agar nanti setelah lulus sekolah dia menjadi seorang yang sukses dan
abdi terhadap negara dan agama. Itulah pesan singkat kakek namun setiap hari
selalu dipikirkan oleh Putu.
Setelah pendidikan Putu
selesai, Putu bingung harus melanjutkan kerja dimana? Dan kini dia hanya
merumat sawah dan binantang peliharaan peninggalan kakek. Waktu terus berjalan
Putu mendengar kabar kabar kalau akan ada pendaftaran calon anggota tentara,
ini merupakan kesempatan putu untuk mendaftar pencalonan tersebut karena postur
tubuh dan fisik Putu yang sangat mendukung di dalam persyaratan persyaratannya.
Setelah putu mendaftarkan dirinya dan sudah melakukan semua tes kini tinggal
menuggu hasil pengumumannya. Dan hasilnya.... Putupun di terima kedalam anggota
tentara.
Di dalam keanggotaan
tersebut Putu di nobatkan sebagai prajurit terbaik dan tercerdas hingga dia
mendapatkan penghargaan dari atasan atasannya dan juga mendapatkan kenaikan
pangkat, tak tanggung tanggung kini dia di sekolahkan untuk pelatihan menjadi
seorang perwira tentara tanpa mengeluarkan dana atau mendapatkan beasiswa.
5 tahun kemudian Putu telah
selesai sekolah ke pemimpinan. Kini dia sudah menjadi orang yang terhormat dan
sukses. Dalam kehidupannya kini dia terkadang teringat pesan kakek yang
membesarkan dia hingga bisa seperti ini, yaitu menjadi orang yang sukses dan
abdi terhadap negara. Kini semua pesan pahlawan hidupnya telah di wujudkannya.
1 Komentar untuk "Mimpi Sang Pahlawan"
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman vertikal vertical garden
forum indonesia
jasa tukang taman
like