Tekaje 123

Artikel belajar,Trik,dan Ilmu Pengetahuan.

Kisah Asmara Boy


Kisah Asmara Boy 

Nanang Ardianto


Pada waktu pertama kali mengikuti ekstrakulikuler basket, Boy melihatsesosok gadis muda berambut pendek sebahu, berkulit sawo matang, dan sedikit konyol. Mataku hanya tertuju pada satu orang tersebut. Entah mengapa Boy begitu terpukau pada gadis itu. Boy ingin mengetahui siapa namanya dan dimana rumahnya. Setelah beberapa hari tidak melihatnya, akhirnya Boy tahu juga siapa namanya dan dimana rumahnya. Namanya adalah Ana dan rumahnya berada sedikit jauh dari sekolah. Setelah mengetahui banyak tentang gadis itu, Boy berniat untuk mengajak ia berkenalan.
            “ Kakakamu Ana dari kelas XTKJ2 ya?” Boy berkata dengan gagap.
            “ Iya. Siapa ya?” Ana berbalik tanya kepada Boy
            “ Aku Boy dari XITKJ1” Boy menjawab dengan sedikit malu-malu
            “ Oalah. Ada perlu apa kak? Ana bertanya lagi dengan rasa bingung
            “ enggak kok. Cuma mau kenalan aja.”
            Setelah Boy dan ana terlihat sangat akrab dan saling suka satu sama lain, Boy ingin mengajak Ana untuk menonton acara akustik di salah satu kafe yang baru saja berdiri. Di acara itulah Boy dan Ana pertama kali bercanda tawa. Setelah acara itu selesai, Boy mengantarkannya pulang ke rumah. Ke esokan harinya mereka berdua Boy mengajak Ana pergi ke kantin bersama.
            “ hai Ana. Ke kantin yuk.” Kata Boy
            “ Maaf Boy, aku nggak bisa. Aku mau mengikuti rapat di ruang 10” jawab Ana
            “baiklah kalau begitu “ kata Boy yang kemudian pergi meninggalkan Ana.
            Sebelum bel pulang sekolah berbunyi, ada beberapa pengumuman. Salah satunya adalah kalau nanti sore ada ekstrakulikuler basket. Betapa bahagianya hati Boy bisa bertemu Ana lagi. Setelah pengumuman itu selesai, bel pulang sekolahpun berbunyi. Tetapi Boy tidak bisa langsung pulang dikarenakan jam produktif. Sekolah Boy yang satu ini, apabila jam produktif itu pulang sekolah jam 15.00, dan apabila tidak jam produktif pulang sekolah jam 14.15. Ketika kelas lain sudah pada keluar gerbang,kelas Boy dan kelas satunya lagi masih berada di dalam ruangan lab. Setelah waktu menunjukkan pukul 15.00, kelas Boy dan kelas satunya lagi sudah waktunya pulang. Boy tidak sabar ingin ketemu Ana lagi, ia bergegas pulang ke rumah dan siap untuk berangkat. Sebelum berangkat, tentunya Boy tidak lupa untuk melakukan Sholat Asar. Setalah Boy sampai ke sekolah kembali, ternyata Ana tidak ada disana. Ternyata dia sedang menyiapkan pr untuk ke esokan harinya. Di waktu itu juga Boy tidak ada semangat untuk latihan basket. Estrakulikuler basketpun telah usai. Kemudian Boy melanjutkanjalan-jalan terlebih dahulu untuk menyegaran pikirannya. Setelah Boy sampai rumah, ia kemudian mandi,sholat, dan bantu ibunya berjualan. Waktu telah berjalan 1 setengah jam. Jam menujukkan pukul 19.30. Boy ternyata di jemput oleh teman sekelasnya yang bernama Safi untuk mengerjakan tugas bersama-sama di rumah Pian.

            “Hai Boy, kau sudah mengerjakan pr matematika?” tanya Safi
            “ Belum. Bagaimana denganmu Pian? Jawab Boy
            “ Aku baru mengerjakan setengah dari soal yang diberikan. “ jawab Pian
            “boleh juga kalau kita nyontek sedikit. “ canda Safi
            “ hahahahaah. Nggak ah. “ jawab Pian serius
            “nggak asik kamu Pian “ terus Boy
            “ iya iya. Sedikit sedikit ngambek kalian “ jawab Pian dengan penuh tawa.
            Setelah mereka bertiga selesai mengerjakan pr mereka, kemudian mereka jalan-jalan untuk menghilangkan rasa lelah mereka setelah mengerjakan pr mereka yang sedikit mengerikan itu.
            “ Bagaimana kalau kita jalan-jalan? “ tanya safi
            “ iya nih, pusing banget mengerjakan pr yang satu ini. “ jawab Pian
            Setelah mereka jalan- jalan dengan penuh canda tawa, mereka segera kembali ke rumah Pian. Ketika di tengah perjalanan menuju ke rumah, mereka melihat sesosok makhluk yang sedikit besar. Postur tubuh bisa dibilang pria, namun pakaian layaknya wanita. Ingin sekali Pian dan Boy untuk mendekat, namun Safi sangat takut melihat makhluk itu. Mereka bertiga tidak jadi mendekatinya dikarenakan Safi sangat takut dengan itu. Setelah mereka kembali ke rumah Pian, Safi dan Boy segera pulang ke rumah masing-masing. Setelah sampai ke rumah, Boy melakukan sholat Isya’ dan kemudian tidur. Ketika dalam tidurnya Boy memimpikan sosok Ana. Keesokan harinya setelah Boy bangun dengan dengan keadaan setengah sadar dan wajah masih mengantuk, Boy ingin berjalan menuju kamar mandi, dengan tanpa sadar ia malah berjalan menuju tempat air minum dan terbayang sosok Ana. Setelah beberapa menit melihat tempat air minum itu,ia sadar ternyata ia hanya bermimpi. Jam menunjukkan pukul 06.15. Ia harus segera mandi dan berangkat ke sekolah. Waktu menunjukkan pukul 06.45. Boy berangkat sekolah menaiki sepeda motor. Boy sampai ke sekolah tepat waktu. Boy mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh walaupun ia masih mengantuk. Bel tanda istirahatpun berbunyi, Boy,Safi, dan Pian menuju ke kantin bersama-sama. Mereka kembali bercanda tawa dan membuat heboh di kantin. Bel masukpun telah berbunyi. Setelah berjam-jam melakukan KBM (kegiatan belajar mengajar) bel pulangpun berbunyi. Kemudian ada suara yang mengumumkan kalau ada ekstrakulikuler basket. Hati Boy merasa berbunga-bunga karena dapat bertemu sosok pujaannya itu. Setelah pulang kerumah dan berangkat lagi menuju kesekolah, Boy melihat ada adik kelas yang amat cantik. Ketika di ekstrakulikuler itu ada perkenalan antar pemain, aku berkenalan dengan adik kelas itu. Dan namanya adalah Putri. Aku bercanda untuk meminta nomornya. Namun bert teman-teman yang lain menganggapnya serius dan mengadukan kepada Ana. Setelah pulang dari ekstrakulikuler basket itu,Boy dan Ana pun bertengkar. Hanya karena masalah sepele pun mereka bertengkar.
            “ Maksudnya apa itu kok minta nomor ke adik kelas? “
            “ Enggak bermaksud apa apa kok. Cuma bercanda tadi “
            “ Ooohh bercanda “ kemudian pergi
            Setelah bertengkar cukup lama, Boy meminta maaf kepada Ana atas kejadian di lapangan.
            “ Aku minta maaf atas kejadian tadi sore di lapangan”
            “ Maaf mu palsu. “
            “ Tidak. Aku meminta maaf atas dasar kesalahanku. Maukah kau memaafkanku? “
            “ Baiklah kalau begitu. Apabila kamu melakukan seperti itu lagi,.aku tidak akan pernah mengenalmu lagi. Anggap saja kita tidak pernah kenal. “
            “ Baik. Aku tidak akan melakukan seperti itu lagi “
            Setelah keduanya berdamai, mereka akrab kembali dan Boy tidak akan melakukan seperti itu lagi. Jam menunjukkan pukul 21.00 dan Boy sudah mulai mengantuk. Pukul 21.15 Boy pergi ke kamar tidur dan berbaring. Tidak lama kemudian Boy tertidur. Waktu demi waktu Boy menjalani hubungan dengan Ana layaknya orang berpacaran. Ketika pulang sekolah, Boy ingin mengantarkan Ana pulang sampai rumah, namun Ana menolak.
            “ Hai Ana pulang bareng yuk. ”
            “ Maaf Boy, aku bisa pulang sendiri. “
            Dan keesokan harinya Boy mencoba untuk mengantarkannya pulang lagi.
            “ Ana pulang bareng yuk. “
            “ Maaf Boy, bukannya aku nggak mau, aku cuma nggak mau ngerepotin kamu.”
            Setelah berkali-kali Boy mengajak Ana pulang bareng tetapi Ana menolaknya, Boy akhirnya berfikir kalau ingin melakukan hal baik namun ditolak rasanya sakit. Boy dan Ana menjalani hubungan seperti biasa. Namun setelah itu Ana ingin meminta Boy untuk mengantarkannya pulang kerumah.
            “ Boy, apakah kamu bisa mengantarkanku pulang ke rumah? “
            “ Maaf Ana, aku nggak bisa soalnya aku masih ada banyak acara. “ (dalam hati berkata lain”
0 Komentar untuk "Kisah Asmara Boy "

 
Copyright © 2014 - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info