Tekaje 123

Artikel belajar,Trik,dan Ilmu Pengetahuan.

Kembali Ke Kota Asal



Kembali Ke Kota Asal

Latifa Ayu Dian Sampurno

Ketika itu aku masih kecil, aku duduk dibangku SD kelas 2. Dan saat itu juga ayah memutuskan untuk pindah pekerjaan . Dulu ayah bekerja disuatu PT yang ada di Malaysia, kemudian ayah pindah pekerjaan di kota Solo. Ayah bekerja sebagai survebangunan. Karena ayah berasal dari kota Sragen ayah memutuskan untuk menginap dirumah nenekku yang berada di Sragen karena jika pulang ke Purwodadi itu sangat jauh. Ayah juga pulang ke Purwodadi tapi tidak setiap hari melainkan satu minggu sekali. Ayah sering melakukan hal itu selama satu tahun untuk menjenguk kami.
            Dua tahun kemudian aku naik ke kelas 4. Disekolahan ini aku sudah mulai nyaman sama teman-teman . Bel tanda pulang pun sudah terdengara aku pun bergegas untuk pulang. Setelah sampai rumah seperti biasa mengucap salam dan berjaba tangan karena ayah tidak ada dirumah aku hanya berjaba tangan dengan mama. Setelah itu aku disuruh mama untuk ganti baju kemudian makan siang. Mama bertanya kepada aku, gimana Yuk sekolahnya hari ini?. Alhamdulilah mah hari ini lancar, semoga lancar setiap hari, dengan senyum. Amin Yuk amin, doa mama menyertai mu Yuk sekolah yang bener ya nak biar jadi orang sukses. Amin mah, Ayuk akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan cita-cita Ayuk.
            Beberapa hari kemudian mama bilang sama aku, Ayuk gimana kalau kita pindah aja ke Sragen ikut ayahmu.(Dengan wajah yang kaget aku pun menjawab) Hem? Sekolah aku juga dipindah mah?. Iya dong nak, adek juga disekolahin disana. Kenapa sih mah harus ikut pindah kesana di sini kan enak. Kasihan ayahmu nak, ayah disana sendirian ngga ada temen, disana ayahmu banting tulang untuk mencari nafkah untuk makan juga, ayahmu disana nyuci sendiri, nyetrika sendiri. Aku pun  menjawab dengan hati yang bimbang, tau lah mah pusing lebih baik aku pikirin dulu sebelum aku ngambil keputusan.
            Selang beberapa hari aku mulai berfikir apa yang di bilang mama itu ada benernya, jika ayah disana sendiri ngga ada temannya. Lalu aku memutuskan untuk pindah ke Sragen ikut ayah. Mama kelihatan seneng  waktu aku bilang kalau aku mau pindah ikut mereka. Dan itu juga mama dan ayah segera mengurus surat-surat pindah untuk mencari sekolah ku yang baru. Dengan berat hati aku meninggalkan kota asal ku, kota yang pernah menjadi saksi ketika aku dilahirkan.
            Tetapi tidak apa-apalah demi membanggakan kedua orang tua harus berkorban, walaupun itu hal yang tidak pernah kita inginkan. Keesokan harinya  aku mempersiapkan barang-barang yang akan aku bawa pergi ke Sragen. Hari minggu pagi aku berangkat menuju keSragen naik bis. Setelah sampai dirumah kamipun beristirahat. Akupun bertanya kepada mama, mah aku mau disekolahin dimana sih mah?. Mama hanya menjawab, udahlah besok tau sendiri yang penting sekolahannya layak untuk kamu. Haripun mulai malem, disini udara malem terasa dingin banget.
            Keesokan harinya waktu aku baru aja bangun tidur udah ada yang manggil “mbak ayuk ayo berangkat”. Aku keluar rumah sambil bicara sama itu bocah, emang mau berangkat kemana?. Ya berangkat sekolah lah mbak. Aku pun tertawa, haha ngajakin berangkat sekolah? Aku aja ngga tau aku dipindahin sekolah mana kalau kamu mau berangkat dulu tidak apa-apa nanti aku berangkat dianter mama dan ayah saja. Ya sudah mbak.
            Akupun bergegas untuk pergi mandi untuk siap-siap berangkat kesekolah. Akupun berangkat sekolah dianterin mama sama ayah. Ternya oh ternyata aku di sekolahin di SD N1 Celep,Kedawung,Sragen.
            Baru pertama masuk aku bingung ngga ada temennya, karena aku orangnya cuek jarang ngumpul sama orang yang ngga aku kenal terpaksa deh hari-hariku cuma duduk diatas kursi. Tapi hal ini tidak lama aku jalani hanya beberapa hari saja. Paling parahnya selama satu minggu aku ngga pernah jajan kekantin, karna apa? Karna aku ngga tau tempat kantinya dimana.
            Bel tanda pulang pun bunyi dan kami berdoa agar selamat sampai rumah. Aku pulang dijemput mama karena sekolahan untuk aku belajar sangat jauh dari rumah. Sampai dirumah akupun diam tidak main kemana-mana beda kalau tinggal di Purwodadi pasti habis makan aku main. Pagi harinya juga seperti biasa berangkat sekolah diantar mama, tapi pagi ini beda sama pagi yang kemarin pagi ini itu banyak masalah. Begini nih ceritanya, ketika bel bunyi aku segera masuk ke kelas ternyata dikelas hanya dikasih tugas saja karena guru-guru sedang rapat. Khoirul namanya ini adalah salah satu temen cowok yang gangguin aku ketika aku ngerjain tugas. Karena aku sebel sama dia aku lempar dia pakek kemoceng eh malah kena kepala dianya nangis. Kemudian dateng cewek satu temen ku juga namanya Mona dia sok berkuasa banget, sok cantik, pokoknya gitu deh. Dia nyamperin aku, dia bilang gini(Eh anak baru kamu itu gak usah sok deh, ngapain kamu lempar komoceng ke temenku ngajak berantem sama aku kamu). Aku menjawab dengan santai (Bukannya kamu yang sok, kayak pahlawan saja belain temen yang seharusnya salah). Disitulah ada perkelahian anatara aku dengan Mona.
            Lalu aku pulang ditanya mama kenapa nak kok diam. Tidak kenapa-kenapa mah aku hanya ingin pindah sekolah lagi ke Purwodadi. Loh kenapa lagi, tiba-tiba mau pindah lagi. Aku habis bertengkar sama temen satu kelas, aku ngga betah kalau punya temen kayak dia pokoknya aku pengen pindah lagi. Ya ngga bisa gitu, rugi mama mindahin kamu kesini keluar uang banya ternyata hasilnya sia-sia besok mama mau kesekolahan kamu dan bilang keguru kamu biar temenmu itu dikasih sanksi.
            Kali ini permintaanku untuk kembali ke Purwodadi gagal, mungkin ini sudah jalan ku untuk tinggal di sini. Aku terus berusaha untuk meminta ayah dan mama memindahkan aku. Ketika ulangan kenaikan kelas 5, aku bilang ke ayah. Yah nanti aku kalau naik ke kelas 5 aku pindah sekolah ya ayah (memasang wajah yang kasian). Kenapa lagi nak minta pindah ada masalah lagi sama teman kamu?. Tidak ayah aku hanya tidak senang tinggal disini, disini kayak desa mati setiap sore sudah pada dirumah ngga ada yang main, disini juga jauh dari perkotaan. Sabar nak ya, di desa emang seperti ini iya pasti ayah akan memindahkan kamu kok tapi Ayuk yang sabar ya. Iya ayah.
            Setelah beberapa lama melakukan ulangan aku hanya menunggu raport saja. Satu minggu berlalu, kini tiba saatnya raport hasil ulangan dibagikan kepada teman-teman satu kelas. Ketika dibagikan tidak kusangka aku mendapatkan nilai bagus dan mendapat peringkat tiga besar dan aku naik ke kelas 5. Aku pun bergegas pulang menuju kerumah. Aku bilang ke mama, mama aku naik kelas aku juga dapat peringkat tiga besar loh. Alhamdulilah nak kamu berhasil naik kekelas lima dan nilai kamu bagus-bagus. Waktu menunjukan pukul 17.00 ayah pun pulang dari bekerja. Ayah bilang bagaimana hasil ulangan yang kemarin nak, alhamdulilah bagus yah, yah Ayuk kata ayah kemarin aku mau dipindahin lagi kalau naik ke kelas 5. Jangan sekarang ya nak ayah belum cukup uang untuk membiayai kamu pindah sekolah lagi kemarin saja ayah habis uang banya untuk biaya rumah sakit adikmu. Ya sudahlah yah kalau gitu. Aku bersekolah di Sragen sampai kelas 6. Aku burusaha sabar sampai aku lulus SD. Dan akhirnya setelah lulus Sd aku pindah ke kota Asal ku yaitu Purwodadi. Dan aku melanjutkan sekolah di SMP N6 Purwodadi. Betapa senang nya aku bisa kembali disini. Ayah juga memutuskan untuk pindah pekerjaan di Jepara.

           
           
0 Komentar untuk "Kembali Ke Kota Asal"

 
Copyright © 2014 - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info