Tekaje 123

Artikel belajar,Trik,dan Ilmu Pengetahuan.

Kenangan dan Persahabatan



Kenangan dan Persahabatan

Dyna

Saat ku temukan sebuah kalung berbandul merpati yang terselip di dalam lemari, seketika aku teringat kenangan indah bersamanya. Ya, hari ini tepat 5 tahun aku kehilangan sosok seorang sahabat yang dulu selalu ada dan  mengisi hari-hariku penuh dengan canda tawa dan  senang, susah, duka, tangis semuanya ada. Setiap kuingat kenangan itu semakin berat aku melupakannya. Sosok sahabat yang akan selalu ada di hatiku meskipun kini ia tidak terlihat di depan mata.
Saat itu adalah hari kelulusan siswa-siswi SMP se Indonesia dan saat itu pula terakhir kalinya aku bertemu dengan Gugun. Aku tidak sabar untuk  melihat papan pengumuman, hal yang di tunggu telah tiba aku melihat papan pengumuman dan aku gembira sekali karena aku masuk peringkat dua besar dan yang peringkat pertama yang  tak lain dan tak bukan adalah Gugun Hendrawan seorang  yang sudah aku kenal sejak duduk di bangku TK (taman kanak-kanan). Gugun memberikan ucapan selamat  “ Hay Rin, selamat ya dapat peringkat dua besar lagi”. Aku tersenyum  “ Makasih, owh ya selamat juga kamu mendapat peringkat pertama lagi”.  Dari dulu Gugun memang orang yang cerdas dan dia selalu mendapat peringkat pertama.Gugun menarik tanganku dan membawaku ke balakang gedung sekolah.                                                                                                                      Dia menunjukkan sepasang kalung merpati  “Rin, Terima kasih ya?” Aku bingung apa yang dikatakan Gugun, terima kasih “Terima kasih untuk apa?”                 “Terima kasih ya, sudah mengisi hariku-hariku dari TK sampai sekarang dengan kenangan yang indah.” Aku masih bingun dengan ucapan Gugun, yang seolah-olah dia akan pergi jauh dari kehidupanku .
Keningku berkerut  “ Sebenarnya kamu mau kenapa sih Gun?”
Gugun menjawab dengan nada   sedih “Aku akan pindah keluar kota ,tidak tahu kapan akan kembali. Aku ingin kamu menyimpan kalung ini sebagai hadiah sekaligus kenang-kenangan dariku dan yang sepasang lagi kan kusimpan utukku sendiri. Aku janji, aku nggak akan pernah melupakan kamu Rin. Dan saat aku tidak ada didekatmu lagi, kamu tidak boleh cengeng lagi, Oke. “ Tiba-tiba sahabatku yang lain datang.
Kalian akan selalu ada di hatiku. “Kami semua berpelukan dan kemudian dia pergi begitu saja. Aku hanya terdiam dan terpaku mendengar ucapan dari Gugun, dan belum sempat mengucapkan selamat tinggal. Hari yang seharusnya membawa kegembiraan malah menjadi hari yang pahit, Aku pulang dengan kekecewaan yang mendalam. 
Keesokan harinya aku datang kerumah Gugun dan berharap dia belum pergi, namun hal itu terlambat. Orang yang aku sayangi kini telah pergi jauh entah kemana. Sepanjang hari aku menangis di dalam kamar dan meratapi kekecewaanku, aku bertanya pada diriku sendiri kenapa dulu aku tidak menghabiskan waktu lebih lama dengannya?  Tok tok tok  “Rin, buka pintunya”. Suara ibu mengetok pintu. Ibu masuk ke dalam kamar dan meberiku semangat “Sudahlah jangan bersedih lagi, nanti kalau memang berjodoh pasti bertemu, kamu kan baru lulus SMP dan perjalananmu masih panjang. Gugun pasti kecewa kalu melihat kamu terus-terusan seperti ini. Senyum donk!”. Aku tersenyum dan sejak saat itu aku bangkit dari keterpurukanku.
Kapan ya bisa bertemu dengannya lagi?
“Assalamualaikum wr.wb”
“Waalaikumsalam wr.wb”
“Tante, Riana nya ada?” terdengar suara vivi dan Laila yang datang menjemputku untuk pergi ke kampus. Kami kuliah di salah satu Universitas di Semarang.
“Iya ada. Riana,  vivi dan Laila udah di depan tuh.” Aku langsung kedepan dan berpamitan dengan ibu.
Vivi dan Laila adalah sahabatku dari TK sama halnya seperti dengan Gugun.
Sesampai dikampus kami bertiga sudah ditunggu Catur di parkiran, sama halnya yang lain Catur juga sahabat dari TK. Dari kejauhan terlihat keramaian yang entah ngerebungin apa? Catur penasaran dan bertanya dengan Tantri “Eh Tantri, ada apaan sih?”.  “ Denger-denger ada mahasiswa baru, pindahan dari Yogyakarta, yang katanya orangnya ganteng dan pintar pula”. Kami segera masuk ke ruangan dan tidak begitu peduli tentang hal itu.
Selesai kuliah kami pergi ke kantin. Di kantin kami ngobrol banyak, berbagi cerita tentang banyak hal salah satunya adalah kisah asmara. Dalam hal itu aku tidak begitu paham maklum lah dari kami berempat yang belum pernah menjalin hubungan hanya aku seorang. Catur, terkenal ganteng, baik dan ramah.  Satu lagi karena saking ramahnya  itu, Ia meladeni hampir semua permintaan senior, junior, maupun angkatannya terutama teman perempuan. Mungkin itu  alasannya Catur begitu banyak dirubungin perempuan.
Laila, orang yang pendiam, pintar, cantik pula karena saking pendiamnya dia banyak lelaki yang memanfaatkannya contoh; dia di suruh ngerjain tugas cowoknya dan dia mau gitu aja, dan hampir semua permintaaan cowoknya di turuti. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Lama-kelamaan kami mengetahui sifat jelek pacarnya itu dan kami langsung cerita ke Laila, karena kami tidak ingin laila terus dimanfaatin oleh orang lain.
Beda banget dengan Vivi, dia sering bersikap frontal. Apabila ada cowok yang kurang ajar atau kurang sopan sama cewek langsung deh di hajar oleh Vivi. Makanya dia sering putus sama pacarnya.
Saat kita berempat sedang asyik mengobrol, eh tiba-tiba ada yang melempar kaleng bekas minuman kearah kita dan kaleng itu mengenai jidatku. Aku tidak tau itu disengaja atau tidak karena pelakunya langsung kabur gitu aja, aku sempet lihat wajah orang itu.
Hari minggu, aku pergi ke taman dekat rumah. Disana aku duduk sambil memberi makan burung merpati. Disitu aku melihat seseorang yang tidak asing bagiku. Perlahan orang itu menghampiriku dan tiba-tiba dia minta maaf “ Hay, maaf ya soal kemarin.”Aku melihat kearahnya dan agak bingung dengan sifat dia. Tet tot, tiba-tiba aku ingat ternyata dia yang melempar kaleng itu. “Maaf ya, kemaren aku tidak sengaja melempar kaleng dan baru sempet minta maaf. Owh ya Jidat kamu?” aku sedikit bengong dan gagu “hah, apa?” dia tertawa melihat tingkah laku ku “Aku udah maafin kok, dan jidatnya tidak apa-apa walaupun sedikit memar. Kamu mahasiswa baru itu kan?”
“Iya, aku Hendra.”
“Aku Riana, salam kenal .”
Disitu kami berdua mengobrol banyak hal.  Sebelum dia pergi, aku sempat melihat kalung yang di pakainya. Kalung itu sama persis dengan pasangan kalung yang diberikan Gugun lima tahun yang lalu kepadaku.
Di kampus tepatnya di kantin “Hey, tahu gak? Yang ngelempar kaleng kemaren?.” Sahabatku pada diam dan tidak tau “Jadi gini, yang ngelempar kaleng itu sebenarnya mahasiswa baru. Kemaren waktu di taman aku tidak sengaja bertemu dengannya dan dia minta maaf ke aku dan disitu kita kenal. “ “Terus Rin?” Saut Vivi “Sebelum pulang, aku sempat melihat kalung yang di pakainya itu mirip dengan kalung punya Gugun. Itu lho kalung seperti punyaku.”
Mereka tidak percaya “ Ah mungkin itu hanya kebetulan saja. Kalau memang itu Gugun, dia pasti langsung nemuin kita, dan tidak pura-pura tidak kenal”.  Saut Laila
“Sudahlah Dyn,jangan terlalu diingat lagi kejadian waktu itu. Itu semua tidak ada gunanya dan tambah akan sakit hati”. Setelah bilang itu semua Catur langsung pergi begitu saja.
Mendengar semua perkataan itu, terlintas di benakku. Aku tidak bisa begini terus yang mengharapkan kehadiran seseorang yang tidak pasti.
Dari hari kehari dari waktu ke waktu aku mulai dekat dengan Hendra, banyak waktu yang ku habiskan dengannya. Dan hal bikin aku nyaman dengannya adalah sifatnya yang benar-benar mirip dengan Gugun hal yang disukainya,cara dia ngomong, ngambek, marah, sok manja. Sampai akhirnya aku mulai yakin kalau dia benar-benar sahabatku yang sudah lama ku kenal.
Aku menceritakan semua hal yang kualami bersama Hendra kepada sahabatku dan mereka juga merasakan hal yang yang sama.
Dan hari itu aku beranikan untuk mempertanyakan teka-teki yang beberapa hari ini mengganjal di pikiranku, tentunya ditemani oleh sahabatku “Hendra tunggu! Sebenarnya kamu siapa? “
“Kamu kenapa Dyn, tiba-tiba datang langsung marah begitu aja. Ada yang salah?”
“Aku mohon kamu jawab jujur, kamu itu siapa? Saat aku dekat denganmu aku seperti merasakan hal yang pernah kurasakan sebelumnya dan itu sudah lama. Kamu Gugun kan dan kalung ini dari kamu? Hendra aku mohon jawab”.
Hendra menghindar seolah-olah ada hal yang ditutupinya, aku mengejarnya . “Hendra, berhenti!”. Dengan nada yang lantang aku tidak peduli dengan orang-orang disekitar.
“Aku akan semua itu. Tapi tidak sekarang,aku akan jelasin semua kepada kamu dan kalian semua. Aku mohon jangan memaksaku untuk lakuin hal ini!”
“Cukup Dyn, jangan kejar lagi!” Vivi mencegahku dan menenangkan suasana hikuku yang sedang risau.
Setelah kejadian itu, aku tidak bertemu dengan Hendra lagi. Entah kemana dia.Ting Tong (Suara bel rumah berbunyi) Laila datang dan memberikan sebuah undangan reuni SMP.Dari undangan itu aku berpikir, jika memang Hendra adalah Gugun pasti dia akan datang ke acara itu? Aku jadi tidak sabar dengan acara itu.
Ting Tong (Suara bel rumah berbunyi) aku segera keluar karena yang datang adalah sahabatku yang menjemput untuk datang ke acara reuni.  Disana aku banyak bertemu dengan teman lama dan aku belum melihat sosok seseorang yang kunantikan. Saat acara akan berakhir aku sempatkan untuk datang ke belakang gedung sekolah, disana banyak kenangan.
Sets tiba-tiba didepan ku ada sosok seseorang cowok dan dia adalah Hendra.
“Hendra, ngapain kamu disini?”
“Sudah lama ya tidak kesini, tempat ini tidak jauh berbeda dengan Lima tahun yang lalu.”
Mataku berkaca-kaca melihat Hendra adalah orang yang selama ini aku nantikan.
“Rin, masih ingat ini?”
“Iya (dia menunjukan kalungnya, tentu saja aku ingat kalung itu adalah pasangan dari yang di berikannya untukku)”
“Rin, aku minta maaf karena aku pergi gitu aja dan tidak langsung jujur sama kamu kalau ”.
“Ecieee, eciee, eciee” terdengar suara Vivi, Laila, dan Catur.
“Yang sudah nemuiin orang yang spesial yang selama lima tahun lebih di nanti,. memang ya kalau jodoh itu tidak kemana, meskipun sudah berpisah lama pasti akan bertemu kembali”. Saut mereka bertiga dengan bergantian
Yang tidak terduga ternyata mereka semua sudah bertemu sebelumnya dan tidak cerita sama aku.  Dan yang ngerancanain pertemuan ini adalah mereka yaitu sahabatku.
Terima kasih kepada kalian semua, sekarang apa yang aku impikan bisa terwujud. Kini kita berkumpul lagi dan menjalankan persahabatan dengan suasana yang tidak jauh berbeda dari dulu. Dan terima kasih untuk kalian semua karena sudah pernah mengisi hari-hariku dengan kenangan yang indah dan tidak pernah terlupakan.

 
Copyright © 2014 - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info