Delima Dalam Dilema
M.Irfan rifai riko fahrurozi
Sudah hampir setahun sejak panir,
panggilan untuk laki-laki kurus yang memiliki postur tubuh agak tinggi
tersebut. Memutuskan untuk meminang pujaan hatinya Nisa. Banyak badai yang
telah terlalu lama diterjang laki-laki 30 tahun itu. Sehingga terpampang jelas
ukiran pada wajahnya tentang pengalaman-pengalaman dan kepahitan hidup, yang
bisa dibilang terlalu biasa untuk dilaluinya.
Orang-orang dikampung itu bilang, laki-laki
itulah yang paling sabar dan paling panjang ususnya. Sudah tak terhitung berapa
banyak badai yang telah dilalui panir. Lembar-lembar
perjalanan hidupnya penuh dengan warna-warni goresan tinta kehidupan. Terlebih
saat laki-laki dewasa itu harus menerima kenyataan yang mungkin bagi sebagian
orang sulit untuk diterima. Bagaimana tidak, dalam sebuah jaliran rumah tangga
perir harus menerima kalau dirinya dimadu istri kesayanganya. Lebih-lebih saat
ia harus tau laki-laki lain yang menjadi madu istrinya tak lain dan tak bukan
adalah teman karibnya saat SMA.
Dulu,banyak orang yang membicarakan panir,
mereka menganggap panir sebagai laki-laki yang
benar-benar sudah tidak memiliki harga diri. Entah hal apa yang membuatnya
bertahan dalam bahtera rumah tangga yang memiliki 2 nahkoda itu. Hanya beberapa
hari dalam satu minggu saja panir bisa berkumpul bersama istrinya, sisa hari
yang lain panir harus rela membaginya pada laki-laki lain. Untuk anak
perempuanya yang masih berumur jagung pun dia harus rela pula melihatnya di
manja-manja oleh sahabat semasa SMA-nya. Khrisna, Khrisna, Khrisna Winarno
namanya.
Dulunya panir dan khrisna merupakan sahabat
dekat, saking dekatnya hingga teman-teman disekolahnya memanggil mereka
“Tunggal”. Bagaimana tidak, hamper seluruh waktu yang ada selama itu masih
disekolah selalu mereka lalui bersama, belajar, berdiskusi, bahkan sampai ke
kamar mandipun mereka lalui bersama. Mungkin sampai sekarangpun guru-guru di
SMA tersebut akan tetap mengingat 2 siswa yang telah membawa nama sekolah itu
dikenal oleh masyarakat luas. Panir dan khrisna pernah membawa nama SMA-nya muncul
sebahai juara Olimpiade Sains tingkat Nasional.
Akan tetapi, seluruh teman ataupun guru panir
dan khrisna semasa SMA juga tau, kalau diantara dua sahabat karib tersebut
memiliki cara pandang & pemikiran yang sangat berbeda. Panir adalah
seseorang yang lebih mengutamakan kebaikan bersama ketimbang ambisi, sedangkan
Khrisna sebaliknya.
Pernah suatu ketika terjadi suatu pertengkaran
antara sesame teman di SMK mereka. Ada dua pihak yang terlibat dalam pertengkaran
tersebut. Pihak pertama mengaku, kalau dirinya membela kehormatannya, sedangkan pihak kedua, dia hanya berkata pada
pihak pertama agar lebih berhati-hati dalam perkataannya. Dari situ terjadilah
perbedaan cara pandang diantara dua sahabat karib tersebut. Khrisna menganggap
pihak pertama adalah pihak yang benar, karena pihak pertama hanya berusaha
membela diri. Sedangkan panir menganggap tidak ada yang salah dalam insiden tersebut, semuanya terjadi
atas dasar kesalah fahaman. Hingga pada akhirnya panir pun mengalah, seperti
prinsip hidupnya Mengutamakan kebaikan bersama.
Tapi entah apa yang telah membuat panir menjadi
manusia berusus panjang. Mengenai Nisa, sang istri yang disayanginya. Nisa
dulunya adalah mantan kekasih khrisna, padahal sebelum khrisna menjadi kekasih
Nisa panir lah yang pertama menyayangi Nisa. Panir pula termasuk orang yang
terbuka, karena keterbukaanya dia pun menceritakan tentang Nisa kepada Khrisna,
akan tetapi lambar laun panir pun tau, kalau sahabatnya juga menyayangi orang
yang disayanginya. Seperti prinsip hidupnya panir hanyalah orang yang selalu
berusaha mencapai kebaikan bersama, yaitu dengan mengalah.
Waktu
berlalu,dua sahabat tersebut pun telah lulus jenjang pendidikan kelas menengah
atas. Khrisna yang masih memiliki Nisa tidak meneruskan studinya,ia lebih
memilih bekerja dengan bakat dan kemampuannya selama ini. Tidak bisa diragukan
kalau Khrisna adalah orang yang mumpuni. Walaupun hanya lulusan SMA Krisna
mampu bekerja sebagai seorang Wakil Manager pada sebuah perusahaan makanan di
Jakarta. Sedangkan Panir memilih untuk mencari jati dirinya,Panir melanjutkan
studinya dengan mengambil jurusan Fisika-Teknologi pada sebuah universitas
ternama. Tak jauh seperti Krisna. Panir juga orang yang mumpuni dan bisa
dibilang lebih mumpuni ketimbang Khrisna. Terbukti hanya dalam 2 tahun Panir
mampu menyelesaikan studinya,dan itu ia lakukan tanpa mengeluarkan biaya
sepeserpun. Maklum,di universitas ternama orang-orang seperti Panir
dibudidayakan khusus. Dan setelah lulus nantinya diharuskan bekerja mengabdi
pada negara.
Hal itu terbukti,ternyata tidak sulit bagi
panir untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. setelah lulus dia ditempatkan pada
sebuah institusi pemerintahan,tepatnya pada sebuah badan penaggulangan bencana
dengan titel Doktor dan menjabat sebagai Kepala Dinas Pusat. Tapi dibalik
kesuksesannya,Panir yang sudah berusia 27 tahun masih sendiri. Ibu
Panir,Sriyatun. Meminta segera pada anak ragilnya untuk segera berumah tangga.
Ia khawatir dengan kesibukannya sekarang akan membuatnya melupakan dirinya
sendiri. Hingga pada pada akhirnya Panir dipertemukan dengan cinta
lamanya,Nisa.
Nisa
dewasa ternyata masih sendiri,ia mengaku masih menyayangi Khrisna. Tapi Khrisna
sudah 2 tahun bekerja di Korea,Nisa hanya bisa merasakan kepedihan saat
merindukan pujaannya. Panir berfikir inilah kesempatannya. Ia berharap bisa
membuat Nisa melupakan Khrisna dan mulai mencintainya. Panir yang masih terlalu
lugu dalam urusan cinta pun mencoba.
Komunikasi terjalin baik diantara mereka,saling perhatian. Kisah berlalu
diantara mereka,hubungan sehidup semati pun mereka ucapkan. Hingga masalalu
harus merebut kebahagiaan Panir. Entah bagaimana dia bisa melalui ini semua.
Tapi itulah prinsip hidup panir,demi kebaikan bersama. Bagaikan Delima Didalam
Dilema.
2 Komentar untuk "Delima Dalam Dilema"
Kisahnya menginspirasi
Terima kasih dan salam kenal...